Semenjak saya tinggal di Bandung dari tahun 2000 yang lalu, taksi di Bandung telah terkenal dengan argo kuda-nya. Saya menaiki taksi hanya untuk keperluan yang sangat mendesak, seperti berangkat ke pool bis saat mudik. Tawar menawar cukup alot, terutama kalo sopirnya ngotot sedang kita sudah dikejar waktu berangkat.
Semenjak adanya blue bird di Bandung, saya jadi cukup terbantu ketika perlu menggunakan jasa taksi. Tinggal telepon ke 022-7561234, maka taksi blue bird akan menjemput di tempat yang kita inginkan. Pelayanan sopir yang ramah, taksi yang nyaman dan AC yang berfungsi merupakan keunggulan blue bird. Kita juga tidak perlu lagi nawar2 harga, semua taksi blue bird pasti pakai argo, dan sopirnya pun hafal dengan jalan, tau jalan tercepat menuju tujuan penumpangnya.
Selain pemesanan lewat telepon, taksi blue bird juga biasa mangkal di beberapa tempat tertentu, salah satunya di dekat halte monumen perjuangan, dekat dengan tempat tinggal saya. Sopir yang mangkal juga disiplin dengan peraturan perusahaannya, tidak mau mengambil penumpang yang sudah booking via telepon.
Malam tadi saya menggunakan jasa taksi blue bird untuk menjemput ortu di bandara Husein Sastranegara. Dari monumen hingga bandara, tarif argo hanya Rp 18rb rupiah. Sayang sopirnya ga mau kalau saya minta menunggu untuk sekalian mengantar saya dan ortu dari bandara ke rumah. Ga enak katanya ama taksi bandara. Dengan terpaksa akhirnya saya menggunakan taksi bandara bersama ortu untuk pulang ke rumah.
Pengalaman dengan taksi bandara, jangan ditanya lagi, ga enak bgt. Sopir berkerumun ga jelas di depan pool taksi. Mereka antara mau dan ga mau ngambil penumpang, padahal saya sedang mendorong troli yang penuh tas. Ada satu sopir yang mau, itupun taksinya lumayan jauh di baris kedua pool. Saya sejak awal sudah bilang supaya pakai argo saja. Tetapi setelah barang masuk bagasi taksi, si supir dengan santainya bilang biayanya Rp 60rb. What!!! Dasar supir edan. Alasannya biaya pool Rp 15rb. Walaupun biaya pool segitu, dengan argo pun saya yakin 1000% total biaya bahkan ga akan sampe Rp 40rb. Akhirnya ortu saya nego Rp 50rb atau barang turunin lagi aja, si supirnya setuju. Sungguh pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, naik taksi bobrok, AC ga idup, sopirnya sepanjang jalan terus-menerus noceh lagi nunggu penumpang penerbangan Surabaya, yang harusnya datang sebelum penerbangan dari Padang. Niat narik ga sih ni orang, kataku dalam hati. Kalo ga mau narik ya jangan narik, gitu aja kok repot <_<
Kalo lain kali aku bawa teman di taksi, trus temanku kusuruh tetap tinggal di taksi, supir blue bird bakal mau ga ya nunggu untuk mengantar balik dari bandara? Sungguh taksi di Bandung selain blue bird sebaiknya dimusnahkan saja. Suruh semua supirnya jadi supir blue bird, tentunya setelah lulus seleksi blue bird. Biar terjadi monopoli taksi blue bird, karena perusahaan ini memang sangat kompeten dan mengutamakan kenyamanan penumpang. Kalau bukan karena keadaan yang sangat amat sangat terdesak, saya ga bakal naik taksi non-blue bird lagi di Bandung.
Semenjak adanya blue bird di Bandung, saya jadi cukup terbantu ketika perlu menggunakan jasa taksi. Tinggal telepon ke 022-7561234, maka taksi blue bird akan menjemput di tempat yang kita inginkan. Pelayanan sopir yang ramah, taksi yang nyaman dan AC yang berfungsi merupakan keunggulan blue bird. Kita juga tidak perlu lagi nawar2 harga, semua taksi blue bird pasti pakai argo, dan sopirnya pun hafal dengan jalan, tau jalan tercepat menuju tujuan penumpangnya.
Selain pemesanan lewat telepon, taksi blue bird juga biasa mangkal di beberapa tempat tertentu, salah satunya di dekat halte monumen perjuangan, dekat dengan tempat tinggal saya. Sopir yang mangkal juga disiplin dengan peraturan perusahaannya, tidak mau mengambil penumpang yang sudah booking via telepon.
Malam tadi saya menggunakan jasa taksi blue bird untuk menjemput ortu di bandara Husein Sastranegara. Dari monumen hingga bandara, tarif argo hanya Rp 18rb rupiah. Sayang sopirnya ga mau kalau saya minta menunggu untuk sekalian mengantar saya dan ortu dari bandara ke rumah. Ga enak katanya ama taksi bandara. Dengan terpaksa akhirnya saya menggunakan taksi bandara bersama ortu untuk pulang ke rumah.
Pengalaman dengan taksi bandara, jangan ditanya lagi, ga enak bgt. Sopir berkerumun ga jelas di depan pool taksi. Mereka antara mau dan ga mau ngambil penumpang, padahal saya sedang mendorong troli yang penuh tas. Ada satu sopir yang mau, itupun taksinya lumayan jauh di baris kedua pool. Saya sejak awal sudah bilang supaya pakai argo saja. Tetapi setelah barang masuk bagasi taksi, si supir dengan santainya bilang biayanya Rp 60rb. What!!! Dasar supir edan. Alasannya biaya pool Rp 15rb. Walaupun biaya pool segitu, dengan argo pun saya yakin 1000% total biaya bahkan ga akan sampe Rp 40rb. Akhirnya ortu saya nego Rp 50rb atau barang turunin lagi aja, si supirnya setuju. Sungguh pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, naik taksi bobrok, AC ga idup, sopirnya sepanjang jalan terus-menerus noceh lagi nunggu penumpang penerbangan Surabaya, yang harusnya datang sebelum penerbangan dari Padang. Niat narik ga sih ni orang, kataku dalam hati. Kalo ga mau narik ya jangan narik, gitu aja kok repot <_<
Kalo lain kali aku bawa teman di taksi, trus temanku kusuruh tetap tinggal di taksi, supir blue bird bakal mau ga ya nunggu untuk mengantar balik dari bandara? Sungguh taksi di Bandung selain blue bird sebaiknya dimusnahkan saja. Suruh semua supirnya jadi supir blue bird, tentunya setelah lulus seleksi blue bird. Biar terjadi monopoli taksi blue bird, karena perusahaan ini memang sangat kompeten dan mengutamakan kenyamanan penumpang. Kalau bukan karena keadaan yang sangat amat sangat terdesak, saya ga bakal naik taksi non-blue bird lagi di Bandung.
Powered by ScribeFire.
0 comments:
Post a Comment